Posted by : Lidatan Minggu, 27 Maret 2011

Siapa yang pernah baca manga Half and Half? Kalau belum ya beruntung, kalau sudah ya tak usah dibahas. Okay bagi yang belum pernah baca tuh manga, FF ini special buat kalian dan juga karena aku suka banget manganya, jadi aku remake manga itu jadi sebuah FF. Main castnya sengaja Jonghyun soalnya waktu itu ada temenku minta bales jasanya yang udah bikin FF yang castnya Taemin dan aku, ok sudah cuap-cuapnya langsung saja.

Cast : Kim Jonghyun, and Choi Eun Hee.

Main Cast : Kim Jonghyun, and Choi Eun Hee .

Author : sHyNing SoHee

Length : One Shot.

Genre : Tragedy, Mystery, Romance, and Life.

Based on : Manga; Half and Half. Author ; Seou Kouji.


Kim Jonghyun POV

“Huaa...pagi yang begitu cerah!”

Kulangkahkan kakiku menuju sekolah. Erm—by the way namaku Kim Jonghyun. Aku adalah seorang pelukis yang bersekolah di sekolah seni Seoul. Mungkin kalian bisa memanggilku Jjong. Aku berhenti disebuah trotoar, karena aku hendak menyeberang jalan. Nampak didepanku terlihat seorang gadis berambut pendek yang juga ikut menyeberang, gadis itu nampaknya manis, tapi kuhiraukan gadis itu, ku pasang earphone yang sedari tadi menggantung dileherku, lalu ku stel musik dengan kencang di I-Phone ku. Setelah kulihat tidak ada lagi kendaraan yang berlalu lalang, aku mulai menyeberang dan diikuti dengan gadis berambut pendek itu. Ketika kami menyeberang, ada sebuah mobil truk yang tiba-tiba hilang kendali menghampiri kami berdua. Dihari itu sebuah kecelakaan yang tragis membunuh kami berdua.

(Disebuah tempat yang tidak bisa dijelaskan oleh author)

“Erm—...” Ucapku yang telah sadar.

“Apa? Dimana aku?”

“Hei..tempat macam apa ini?” Tanya gadis berambut pendek itu tiba-tiba.

“Eh? Ah!... kau gadis yang itu. Mianee, bahkan aku tidak tahu situasi yang sebenarnya.”

Tiba-tiba ada sebuah suara yang asing bergemuruh, kami berdua terkejut bukan main. Suara itu hanya dapat terdengar, kemudian wujud orang yang berbicara itu tak dapat dilihat.

“KALIAN BERDUA YANG SUDAH MENINGGAL.”

“Eh...Si..siapa kau?” Tanya gadis itu agak tergagap.

“Tempat macam apa ini?” Tanyaku yang agak heran.

“TEMPAT INI ADALAH BATAS DARI KEHIDUPAN DAN KEMATIAN. MULAI SEKARANG JIWAMU TELAH TERUNDANG DI SEBUAH UNDERWORLD.”

“Apa!? Ini bukan lelucon. Aku meninggal tak mungkin ada ditempat seperti ini.” Teriaknya

“Aku juga!! Aku sudah diterima di sekolah seni Seoul, tahu.” Ucapku yang mulai mencari dimana arah suara orang asing tersebut.

“KARENA SEBUAH KASUS, AKU AKAN MEMBIARKAN HANYA SATU ORANG SAJA YANG AKAN HIDUP.”

“Eh..” Ucap gadis itu kaget.

“Sa..satu?” Ucapku yang tak kalah kagetnya.

“TETAPI TIDAK HARI INI, AKU AKAN MEMBERIKAN KESEMPATAN SELAMA 7 HARI UNTUK BERUNDING SIAPA YANG DIANTARA KALIAN YANG AKAN HIDUP.”

“Tunggu! Siapa kau!? Apa yang kau katakan baru saja!?” Ucap gadis itu yang nampak marah.

“DIHARI ITU, KALIAN BERDUA... DALAM NYAWA KALIAN AKAN TERBAGI. PASTIKANLAH BAHWA KALIAN BERDUA TIDAK MENINGGALKAN SATU SAMA LAIN..”

Kemudian sebuah cahaya terang muncul seketika, aku menutup mataku karena silaunya cahaya itu. Ketika ku buka mataku, nampaknya aku sudah disebuah tempat yang tidak begitu asing bagiku.

“Ap..apa!? Huh, ternyata ini taman. Aku tebak pasti tadi adalah Tuhan” Ucapku yang terduduk ditempat itu.

“Ouwh...pasti itu hanya lelucon. Tapi, aku tidak mengerti apa yang terjadi, nampaknya kita hidup kembali.” Ucap gadis itu yang berdiri dihadapanku.

“Erm—ngomong-ngomong aku sangat sibuk.” Ucapnya yang hendak pergi.

“Hei...tu..tung...” Ucapku yang awalnya hendak berdiri dari tempat itu kemudian aku terjatuh.

“Ah...ouwww!! Apa ini. Dadaku sangat sakit sekali.” Erangnya yang sambil memegang dadanya dan terbungkuk.

Aku agak heran dengan gadis itu, tiba-tiba aku ingat dengan perkataan makhluk yang kuanggap sepertinya Tuhan.

... PASTIKANLAH BAHWA KALIAN BERDUA TIDAK MENINGGALKAN SATU SAMA LAIN..”

“Ap..apa kalau...” Ucapku yang terpotong dengan pembicaraan gadis itu.

“Ah! Wah, sakit ini berhenti. Ad...ada apa ini?”

“Dia berkata, nanti nyawa kita akan terbagi. Mungkin maksudnya dua nyawa kita akan menjadi satu. Jadi, kita tidak bisa berpisah.”

“Mwo!? Jadi kau percaya sesudah 7 hari kau akan meninggal?” Tanyanya lagi.

“Sepertinya aku percaya!”

“Jangan bercanda. Aku mempunyai banyak hal yang akan ku lakukan.”

“Tidak...tidak mungkin. Aku juga mempunyai banyak hal yang akan kukerjakan mulai dari sekarang.” Protesku.

“Sudah, mati saja sana!” Ucap gadis itu sambil memukulku dengan tasnya.

“Ow! Hentikan.” Ucapku.

“Ow!...

“Ad..ada apa?” Tanyaku.

“Aku tidak tahu...Jika aku memukulmu aku juga akan kesakitan.”

“Coba pikirkan apa yang ia katakan ‘berbagi segalanya’.”

“Eh? Apakah itu artinya sebuah stimulasi?”

“Mungkin, ini untuk mencegah kita agar tidak mencoba saling membunuh.” Ucapku dengan tampang bosan.

“E~~~h~~...jadi aku tidak bisa membunuhmu?” Tanyanya.

“Kau..kau seharusnya tidak berpikiran yang sangat berbahaya seperti itu.!! Baru saja aku menerima pikiran seorang pembunuh.”

“Pembunuh?” Ucap gadis itu agak heran.

“Ne...bahkan nampaknya emosi kita terbagi.”

“Huh, sungguh menyebalkan. Hey...siapa namamu?”

“Erm—Kim Jonghyun, kau?”

“Aku... Choi Eunhee.

(Dirumahku)

“Uwaa...ternyata kau memang benar seorang murid seni. Apakah lukisan ini kau buat sendiri?” Tanya Eunhee itu yang tiba-tiba melihat lukisanku.

“Ne, sebagian besar itu adalah hasil lukisanku.”

“Ini bukan seperti diriku yang suka memuji-muji.”

“Dasar, orang ini!” Ucapku dalam hatiku sendiri.

“Ngomong-ngomong untuk alasan apa jadi kau datang ketempatku? Dua orang dan rumah ini hanya punya satu kamar, dan ruang dapur yang begitu sempit” Ucapku yang sedari tadi duduk ditempat tidurku.

“Okay, apa kau mau datang kerumahku, aku mempunyai keluarga disana?” Ucap Eunhee itu sambil menundukkan wajahnya.

“Ah...itu...sangat mengganggu.”

“Ne...mulai sekarang... dan ini liburan musin panas. Aku akan menelpon keluargaku bahwa aku akan berlibur dengan temanku.” Ucapnya yang masih duduk sambil memandangi lukisanku.

“Aku tahu itu bohong.”

“Huh! Kau tahu!! Bisakah kau tidak merasakan hal sedikitpun yang aku rasakan?”

“Bahkan jika kau katakan itu, aku sudah tahu kau itu berbohong.”

“Ah! Benar juga!” Ucap Eunhee yang mulai menyadari.

“Hmmph...apabila aku melakukan ini, apa yang akan terjadi dengan dirimu?” Tanya Eunhee sambil memasukkan sebuah benda ketelinganya.

“Ahaha~...hei! Hentikan, ini sangat geli.”

“Hahaha~...ini sungguh menyenangkan!”

“Kau bodoh,hentikan!”

Kemudian ia mencoba mengerjaiku lagi. Gadis itu benar-benar keterlalaluan, dan dari empat hari yang lalu gadis ini dan kehidupanku yang ganjil telah dimulai.

Eun Hee POV

Apakah semua yang kurasakan ini hanya sebuah mimpi, ahaha...kuharap memang begitu. Ketika ku membuka mataku, ternyata aku memang bukan bermimpi. Aku masih dirumah Jonghyun dan tertidur dikamarnya dengan tertutup sebuah selimut berwarna hijau kelam.

“Mmm... Huh! Kau mau kemana?” Tanyaku tiba-tiba ketika Jonghyun ingin keluar rumah.

“Ah! Itu...semenjak cuaca sangat bagus aku jadi ingin menggambar sketsa.”

“Ouwh...begitu. Ya sudah hati-hati.”

“Ne...Eunhee kau tetap diam disini.”

Tiba-tiba saja dia terjatuh dan kepalanya terantuk pintu, sehingga aku bisa merasakan betapa luar biasa sakitnya.

“AKU AKAN MATI!!” Ucapnya yang terkapar dilantai.

“Owwww!! Sakit!”

“Aku lupa jika kita terpisah, kita akan mati.”

“Be..benar.” Ucapku yang menghampirinya.

Akhirnya aku mengikutinya, karena aku tidak mau mati sekarang juga. Kami berjalan menuju sebuah tempat yang menurutnya sangat bagus untuk digambar, lalu kami duduk disebuah tangga batu.

“Mianee, kau jadi ikut denganku.” Ucapnya yang sambil memegang peralatan menggambarnya.

“Ah! Tak apa. Lain kali kau harus ikut denganku ke mall!”

“Ahaha~...baiklah.”

Kulihat ia sudah memulai menggambar, sehingga suasana agak hening. Aku merasa sangat bosan maka aku memulai pembicaraan.

“Apa kau yakin akan mengerjakan semua aktivitas yang melelahkan ini?” Tanyaku tiba-tiba.

“Ah!...tidak juga!”

“Emm...begitu!”

Aku terdiam, sepertinya ia menikmati menggambarnya, bahkan jika itu sangat sulit. Dia sungguh tidak sabaran tapi dia nampak terlihat senang.

“Huh...aku ingin tahu apa perasaannya kali ini!” Ucapku dalam hatiku yang sambil menatapnya.

“Ah! Aku dapat. Apakah ini seperti perasaan Jonghyun yang sedang menggambar?” Tanyaku dalam hati.

“Hei! Apakah kau sangat menyukai menggambar?” Tanyaku padanya yang secara tiba-tiba.

“Ne...!”

“Kenapa kau jadi tertarik dengan menggambar?”

“Erm—sejak setiap tempat yang bisa ku ingat, aku akan menggambarnya. Aku tidak tahu alasannya, tetapi ini sangat menyenangkan, menggambar seperti ini, lalu aku berpikir bahwa aku bisa membuat sebuah kehidupan dari sini dan kemudian aku berniat masuk kesekolah seni.” Ucapnya yang konsentrasinya masih pada gambarannya.

“Hmmm...begitu!”

“Eunhee! Apakah ada hal yang ingin kau lakukan?”

“Aku? Erm—coba kupikirkan yah? Ah! Aku ingin menjadi penyiar di radio, tapi aku ingin juga bersenang-senang dengan teman-temanku, dan aku juga ingin melakukan perjalanan. Itu adalah sebuah impian yang tidak bisa aku putuskan, begitu banyak yang diisi dengan kesenangan.

Aku melihat matanya menatap kearahku. Tetapi aku takut ia merasakan perasaanku yang bersalah ini. Semoga saja ia tidak bisa merasakannya.

“Apa?” Tanyaku yang tiba-tiba agak heran karena dia memerhatikanku.

“Ah! Tidak apa-apa.”

Kim Jonghyun POV

Matahari telah menimpa bumi yang semakin hari semakin sempit ini. Aku berjalan menuju dapur, ketika aku sampai, aku melihat Eunhee sedang memasak makanan. Aku memerhatikannya dari belakang.

“Geez...Ada apa dengan kegelisahanmu itu? Aku tidak akan membakar rumahmu juga, kok! Jadi tenang saja. “

“Mi..mianhae! Ini karena, baru pertama kali seorang gadis datang kekamarku dan memasak.” Ucapku agak malu.

“Eeh..ternyata begitu? Kau tidak mempunyai pacar, yah?”

“Ne, Erm—sebenarnya...minggu lalu kami putus.”

“O.k! Aku tahu kau ternyata berbohong! Baiklah, lebih baik kau menunggu di kamarmu saja, kalau makanan ini sudah selesai aku akan memberitahumu.”

“Ne!.”

(Beberapa menit kemudian)


“Hei..ayo makan!” Ucapnya yang membawaku ketempat meja kayu yang diatasnya nampak dengan makanan-makanan yang enak.

“Hmmph...makan ini selagi masih hangat.”

“Uwaa...ini sungguh ajaib!! Apakah kau yang membuat semua ini?”

“Ne! Hamburger adalah makanan special keahlianku.”

“Hmmph...” Ucapku yang sambil memakan makanannya.

“Enak kan makanan itu?” Tiba-tiba ia bertanya.

“Jika kau sudah tahu jangan bertanya lagi. Apa ini?? Ternyata kau sangat senang kalau dipuji.” Ucapku yang merasakan perasaannya.

“Eh..erm—ne...ketika kau dipuji kau tidak merasa buruk, kan?”

“Hmmm...”

“Juga duduk seperti ini, ini seperti... kita adalah pasangan sejati.”

“Apa..ap..apa-apan ini?” Ucapku yang agak kaget dengan pernyataannya tadi.

“Ahahaha~...kau ini sungguh memalukan!”

“Sial!”

Aku terdiam sambil menikmati makanan yang telah ia buat, aku berpikir jika stimulasi kami terbagi maka kami tidak akan saling membunuh, lalu apa alasannya Tuhan yang telah membagi stimulasi kami?

“Hei! Apa yang kau pikirkan?” Tanyanya tiba-tiba.

“Eh...erm—tak ada!”

“Benarkah?”

“Ne!”

(Keesokan hari)

“Ayo! Cepat! Cepat! Kita tak punya banyak waktu untuk menghabiskannya.” Ucapnya yang sambil tersenyum merekah dibibirnya.

“Hey! Tunggu! Jangan terlalu jauh kalau berjalan.”

“Aku pergi dengan Jonghyun yang tanpa pacar, pasti kau sangat senang!”

“Babo! Apa kau senang mengolokku terus?”

“Ahahaha~... ne, menyenangkan berada disampingmu!”

(Ditempat biasanya aku menggambar)


“Hey, bukankah itu salah? Semua bentuk yang kau gambar itu salah!” Ucapnya yang tiba-tiba mengoreksi gambaranku.

“Erm— gudaeyo? Ahaha~...ne benar! Bentuk ini salah. Gomawo!”

(Disaat aku bersama Eunhee, aku sangat begitu senang. Aku juga senang terlihat seperti pasangan kekasih, bahkan disituasi seperti ini aku telah menyadari bahwa aku jatuh cinta dengannya).

“Eh..aku menjadi model lukisanmu?” Tanyanya yang agak kaget.

“Ne, walaupun aku tidak memintanya, aku yakin pasti kau ingin dilukis.”

“Ne, baiklah. Tapi mengapa tiba-tiba seperti ini?”

“Erm—sebenarnya aku ingin mencoba melukis sebuah potrait.”

“Jangan-jangan kau akan melukisku tanpa mengenakan kain sehelai pun?”

“Ba..BABO! Kau tetap memakai baju!”

Aku mulai melukisnya, dan besok sudah hari ke-7, aku harus bisa menyelesaikan lukisan ini, hari ini juga.

“Hey! Jjong... a-ku bo-san!” Ucapnya tiba-tiba.

“Hey! Jangan bergerak.”

“Tetapi aku capek!”

“Lalu, apa kau mau dilukis dengan wajah cemberut seperti itu?”

“Tentu saja tidak.”

“Erm—Jjong!”

“Apa lagi sekarang?”

“Erm—mungkin... Apa kau menyukaiku?”

Pertanyaannya barusan membuatku tersentak kaget.

“A...aku yakin, jika aku tidak mengatakannya kau pasti sudah tahu, bukan?”

“Tak apa, katakan saja!”

“Mwo!”

“Aku ingin mendengarnya! Jika tidak, aku tidak ingin jadi modelmu!”

“Baiklah... Sa..sarange!”

“Hehe...hmph... nado sarange!”

“Aku tahu!” Ucapku sambil melukisnya dengan wajah memerah.

Choi Eun Hee POV

Bulan dan para bintang-bintang telah menampakkan wujudnya, itu artinya malam hari telah tiba. Aku membuka mataku yang sedari tadi telah tertidur pulas. Kuberjalan menuju ruangan yang penuh dengan buku-buku berserakan didalam lemari kaca yang tua dan seorang pria sedang tertidur pulas sambil duduk disebuah kursi yang dihadapannya adalah hasil lukisannya.

“Omo! Apa dia ingin jatuh sakit jika tidur seperti ini?”

Aku menatap wajahnya, dia begitu manis saat tertidur. Lalu mataku menuju sebuah peralatan lukisannya yang berantakan di lantai.

“Nampaknya, kau sudah menyelesaikan lukisan ini.”

“Gomawoyo, Jjong.”

Aku mendekatkan wajahku kewajahnya lalu mencium pipinya, bibirku seperti baru saja mencium es, karena wajahnya sangat dingin, maka aku menyelimutinya.

“Yakinlah, mimpimu pasti akan terwujud!”

Kim Jonghyun POV

“Aah! Eunhee!”

Aku beranjak dari kursiku, dan mulai mencarinya. Pertama-tama kamar mandi, kuketuk kamar mandi itu tetapi tidak ada jawaban sama sekali, nampaknya ia tidak ada. Lalu aku mulai berteriak padanya, mungkin ia ingin bermain petak umpet.

“Hey! Kau jangan membuatku khawatir!”

“Hey! Kau tahu kan, jika kau pergi jauh-jauh maka kau akan terbunuh!”

“Eunhee!”

Sepertinya ia tidak ada dirumah ini, aku mulai khawatir padanya jangan-jangan ia keluar dari rumah. Aku berjalan menuju kamarku untuk memeriksa apakah ia benar-benar pergi dari rumahku? Aku melihat sebuah amplop putih di atas meja kamarku, kubuka amplop itu. Itu adalah sebuah surat, tulisan tangannya begitu rapi, aku bisa menebak ia pasti mengerjaiku, aku tahu ia sangat jahil.

To Jjong...

Jika kau telah membaca surat ini, mungkin aku tidak ada lagi disini

“Mwo?” Tanyaku dalam hati, lalu aku meneruskan membaca suratnya.

Karena aku meminta Tuhan untuk memberikan semua jiwaku untukmu, Jjong.

Tetapi aku tidak akan menyesal.

Sebenarnya aku ini sakit-sakitan.

Aku mempunyai tubuh yang tinggal setengah tahun untuk hidup.

“Arraseo! Pantas dia merasa bersalah pada waktu itu.”

Lalu aku melanjutkan membaca suratnya.

Tetapi, untuk satu hari saja aku ingin hidup untuk seseorang yang aku cintai.

Selama mimpi itu tidak dipenuhi aku benar-benar tidak ingin mati

Dengan pemikiran itu, di hari itu aku kabur dari rumah sakit.

Di hari itu aku memulai hidup denganmu.

Dari awal aku benci bahwa tubuh kita dan hati kita bersatu, tapi itu tidak dapat membantu.

Aku punya sebuah perasaan bahwa Tuhan memberikanku ini sebagai hadiah, sebelum aku mati.

Tetapi karena, aku bersatu dengan hatimu, Jjong...

Selama satu minggu aku bisa mendapatkan cinta seumur hidup

Aku bisa merasakan kebahagiaan seumur hidup

“Eunhee!”

Kemudian tetesan air mata jatuh dan membasahi kertas putih itu.

Bahkan jika aku telah pergi...

Itu bukan artinya menandakan aku telah menghilang.

Di dalam lukisanmu...

Di dalam mimpimu...

Dari sekarang aku bisa hidup untuk selamanya dan selamanya...

Jadi... jangan terlalu banyak menangis.

“Babo! Siapa yang menangis.” Ucapku yang sambil menyeka air mataku.

...” Jika aku terus melukis, maka aku akan selalu merasakan kehadiran Eunhee”...


-FIN-

Bagaimana? Mellow banget kan?? Tapi keren, makanya aku suka!!! Hehehehehehe~ Gomawoyo yah kalau udah baca nih FF!! ^^

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2013 Lidatan - Gumi - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -