Posted by : Lidatan Jumat, 17 September 2010

Cast: Park Je Rim,Kwon Ji Young, Kim Jun Su ,Kang Hye Ri,Han Hyo Rim, Choi Soo Hee, and Choi Min Ho.

Main Cast: Park Je Rim,Kwon Ji Young,and Kim Jun Su

Genre: Comedy,Life,and Romance.


Choi Soohee POV

Aku duduk disebuah kursi panjang yang diremang-remangi naungnya sebuah pohon besar yang ada dibelakangku. Aku menunggu Hyorim yang tadi mengirimiku pesan. Aku masih memikirkan kejadian yang baru saja kualami. Sungguh menyebalkan. Lain kali bakalan ku mutilasi tuh, cowok! Berani-beraninya dia selingkuh didepan mataku. Mana tiba-tiba dia gak mempedulikan aku lagi. Huh! Dasar cowok gak tahu balas budi.


“Hey! Soohee! Kenapa kau masang tampang yang jelek banget? Aku aja gak nahan ngeliatnya.” Ucap Hyorim yang tiba-tiba ada didepanku.

“Mwo~...? Sudah disuruh datang, malah berkomentar pedas! Emangnya apa maumu aku disuruh menunggu disini?”

“Ehehehe~ aku udah tahu kejadian yang kau alami hari ini. Hanya satu kata yang bakalan kuucapin ama kamu.”

“Apa?”

“Itu mah DERITA LU! Ahahahaha~...”

“Mwo~... Ihh! Awas yah, lu? Bukannya ngehibur gitu, malah ngata-ngatain gue!”

“Ahahahaha~... hanya bercanda... hanya bercanda...! Ya sudah, kita hari ini bakal senang-senang!”

“Hah? Memangnya mau kemana?”

“Kita, bakalan kesalon dulu, terus ketaman hiburan, terus makan-makan, terus kita jalan-jalan ke mall, terus kita makan-makan lagi... ahahahaha~ menyenangkan!!”

“Hih... pikiran lu makan mulu. Apa lu gak puas dirumah lu kan, jualan sembako. Tinggal ambil aja!”

“Gile, lu. Masa gue disuruh makan nasi mentah, sayur mentah, ikan mentah, sama sabun, sih?”

“Ahahaha~... itu kan kebiasaan, lu.”

“Enak aja! Ya’udah ayo kita kesalon.”

“Kesalon mana?”

“Kesalon yang biasanya Mimin tongkrongin.”

“Mwo~... kenapa harus disana?”

“Aduh, mikir dong. Dia kan punya temen disitu, kali aja kita dikasih diskon gede-gedean, gitu. Atau gak gratis, gitu, ahahaha~ kan penghematan.”

“Dasar ngayal. Mana bisa?”

“Bisa aja, entar gue rayu, ama rayuan maut gue...”

“Jyah... emangnya lu bisa ngerayu para banci-banci? Cowok aja, lu gak bisa ngerayu apalagi yang ini?”

“Ah~ jangan ngeremehin aku. Aku bisa ngerayu siapa aja, asalkan dia lagi gak waras (?)”

“Mwo~...??”

“Ah~ gak usah diperdebatkan. Mendingan kita langsung jalan menuju salon...! Ayoo...”

“eeh... anak ini sungguh sangat antusias.”

Kami berjalan menuju salon, disepanjang perjalanan si Hyorim senyam-senyum, mulu. Aku agak heran mungkin dia kesambet setan happy, dan sedangkan aku lagi bad mood, aku maunya marah mulu. Bisa-bisa putus semua urat-uratku. Tak lama kemudian bangunan dari salon itu nampak terlihat. Hyorim yang sedari tadi antusias mulai menggila karena salon hampir dekat. Dia menarik-narik tanganku sambil berlari-lari dan mengucapkan kata-kata gaje (soalnya gak kedengeran apa yang dia omongin (=.=’’)).

Akhirnya kami sampai, dan tepat didepan pintu salon yang terbuat dari kaca tebal, aku melihat seseorang yang nampaknya tidak asing lagi, itu adalah Mimin. Hyorim masuk kesalon itu terlebih dahulu. Ia memegangi pundak Mimin dan Mimin nampaknya sangat kaget.


“Soohee, Hyorim, kalian ngapain disini?” Ucapnya sambil melepas earphonenya.

“Tebaklah, kami kesini untuk apa?” Tiba-tiba Hyorim berkata dengan gembira.

“Ah~ eke mah gak tahu, kalian kesini ngapain?”

“Kami ngerayain putusnya Soohee ama pacarnya.” Ucap Hyorim sedikit bergairah.

“Mwo~... Soohee kau putus lagi dengan pacarmu yang ke-10? O.M.O.N.A!!! Eke gak bisa bayangin deh!”

“Ne, aku putus dengannya karena terjadi perbedaan pendapat dan dia selingkuh didepan mataku.” Ucapku dengan raut wajah yang sedih.

“Huwaa... Soohee jangan terlalu dipikirkan, kan masih ada kami.” Ucap Hyorim antusias.

“Ne, itu benar!”

“Nah, sekarang kita mau apa, Sohee? Creambath? Mani, padi? Atau potong rambut bareng-bareng??” Ucap Hyorim sekali lagi dengan antusias.

“Ahahaha~ terserah aja, asalkan membuatku menjadi senang.” Ucapku masih dengan wajah yang menyedihkan.”

“Eke, saranin aja yah. Mending mani, padi. Soalnya lebih menenangkan!” Ucap Mimin sambil memperlihatkan hasil mani, padinya.

“Waah, asyik juga, aku mau. Bagaimana denganmu Soohee?”

“Ne, aku mau juga.”

“Ayo... ayo... cari tempat duduk, entar kita gak kebagian lagi.” Ucap Hyorim yang sedari tadi antusias.

“Ne!” Ucap Sohee dengan muka melas.

“Hey! Mimin, mana temenmu yang punya salon, ini?” Ucap Hyorim tiba-tiba.

“Ah! Tunggu sebentar,bo! Katanya dia lagi sibuk ngurusin pelanggannya, bo!”

“Ahh~ begitu. Soohee lebih baik kita cari salon lain aja, daripada nunggu disini, tukang salonnya aja gaje.” Ucap Hyorim sambil beranjak dari tempat duduknya.

“Ah! Aku bingung!” Ucapku yang kemudian tanganku ditarik oleh Hyorim untuk keluar dari salon itu.

“Ah! Iya... aku hampir lupa. Hey! Kalian. Jerim menelponku tadi. Dia bilang, dia pengen ketemu kita, besok di cafe seberang toko Meongrang.”

“Ouwh... iya. Bilangin besok kami akan datang! Ya sudah. Annyoeng!” Ucap Hyorim yang mendahuluiku.

“Ne, annyoeng!” Ucap Mimin sambil melambai-lambaikan tangannya.

Park Je Rim POV

“Huaaa~ membosankan sekali. Waah apa yang kukatakan? Ini demi pangeranmu Jerim. Kau harus berusaha. Ayo semangat. FIGHTING!!”

Didalam keadaan yang membosankan ini aku hanya bisa menyemangati diriku. Lama-kelamaan mengurung diri dikamar ini panas juga. Aku berniat keluar dari kamar untuk menghirup udara segar. Ketika kubuka pintu kamar, aku mendengar sayup-sayup suara yang nampaknya kukenal. Ah! Ya... itu seperti suara mamiku. Ia ada dirumah auntie. Tapi sedang apa? Apa mau menjemputku? Aku gak akan ikut walaupun disogok ama laptop baru, rumah baru atau mobil baru. Eh~...tapi kalau dipikir-pikir gak mungkin lah, mami nyogok aku ama laptop baru, rumah baru atau mobil baru. Dasar aku yang suka ngayal!

“Annyoeng... Jaga baik-baik si Jerim”

“Ne, annyoeng, owkeh eonn.”

“Ahahahaha~... ternyata mami kesini cuman bawain baju buat aku menginap. Waah, senangnya! Akhirnya mami mengerti juga dengan perasaan anak gadisnya.”

“Park Jerim!” Ucap auntie yang tiba-tiba dibelakangku.”

“Eh...Auntie!!” Ucapku sambil senyam-senyum.

“Tumben gak marah.”

“Ahahaha~... kan sekali-sekali gak marah gak apa-apa. Demi menjaga kemulusan kulitku, ohohoho~...”

“Ah~... lupain aja! Ini kopermu yang isinya baju. Baru aja mamimu datang nganterin!”

“Waah... mami setuju yah aku nginep disini.” Ucapku pura-pura gak tahu.

“Iya... Tapi kau jangan senang dulu. Menginap dirumah auntie ada beberapa peraturan khusus.”

“Mwo~... apa-apaan ini? Kayak mau nginep diacara kemiliteran aja.”

“Ah~ pokoknya turutin aja perkataan auntie!”

“Emangnya apa peraturannya?”

“satu : apabila jam udah menunjukkan pukul 06.00 pagi, kamu harus bangun, kalau gak bangun juga auntie gak segan-segan mandiin kamu ditempat tidur.”

“Maksudnya, disiram pake air?”

“Ne, masa disiram pake minyak goreng bekas? kemudian dua : setelah bangun tidur, lekas-lekaslah mandi, tiga : setelah mandi, dan menunggu sekitar jam 07.00 pagi kau harus kepasar...

“Mwo~...wah ini ama aja aku kayak pembokat, gak dirumah gak disini diperlakuin kayak gini juga.”

“Ah~ diam! Lalu empat : bersih-bersih rumah setelah pulang dari pasar, lima : sekitar jam 10.00 kau boleh istirahat.”

“Sudah?!? Woah... banyak banget auntie! Aku diperlakukan kayak bukan seperti keponakanmu aja.”

“Ini buat menyadarkanmu.”

“Mwo~?? Menyadarkan, apa?”

“Pokoknya sadar-sadar lah! Ya udah koper itu, langsung bawa kekamar, lalu susun rapi didalam lemari.”

“Ne!!” Ucapku yang sambil memasuki kamar yang sudah kutempati dengan rasa gak bergairah.

“Iiih... menyebalkan! Pasti auntie ama mami sekongkol ngebuat peraturan kayak gini! Ah! Tapi aku harus bertahan demi pangeran tampanku, FIGHTING!!”

Aku membuka koperku yang telah diantarkan oleh mamiku. Kususun baju-bajuku disebuah lemari kayu super tua. Bau lemari itu sangat apek, mungkin karena lama gak terpakai. Untungnya aku membawa pengharum lemari, jadi aku gak usah khawatir kalau bajuku entar jadi bau. Setelah selesai menyusun bajuku didalam lemari kayu super tua dan bau apeknya minta ampun, kurebahkan diriku disebuah tempat tidur yang nyaman dan aku mencoba memejamkan mataku yang sedari tadi udah berat banget buat melek.

Kang Hye Ri POV

“Jyah...Lagi-lagi gue kalah! Emang bener yah kata orang-orang main game itu harus punya ketelatenan biar gak kalah mulu. Huh! Aku emang payah. Dua puluh kali kumencoba game ini dan hasilnya selalu “You Lose”. Ah! Lama-lama pengen kubakar juga nih game!”

Aku merogoh kantongku yang ternyata uangku hanya tinggal seribu won. Awalnya aku gak pengen main game ini lagi, karena aku gak kuat iman akhirnya aku pengen main lagi. Aku berjalan menuju tempat kasir yang menjual koin. Tiba-tiba aja aku ngeliat dua orang makhluk yang nampaknya aku kenal. Langsung aku berlari mencari tempat persembunyian, aku gak tahu mereka ngeliat aku atau gak. Tapi yang penting sembunyi adalah cara yang harus dipikirkan terlebih dahulu. Hatiku terasa deg-degan ketika kulihat kaki-kaki dua orang makhluk itu mendekati area persembunyianku.


“Kayaknya tadi aku ngeliat cecurut lari-lari deh?” Ucap salah satu makhluk yang kukenal itu, hingga aku terkejut.

“Ah! Cecurut? Ahahaha~... binatang apaan tuh?” Ucap temannya yang satunya.

“Itu loh, binatang... binatang... ah~ aku juga gak tahu binatang apaan! Hei... Kang Hyeri aku tahu kau sembunyi disitu. Mending lu keluar aja!”

“Ehehehe~ Soohee, Hyorim. Kok kalian tahu sih kalau aku sembunyi disini?”

“Ya’iyalah, lu lari kayak bebek kepanasan, alias super lambat banget.” Ucap Hyorim meledek.

“Iih..lu. Tiap hari gak bisa hidup tanpa meledek yah?” Ucapku marah.

“Ah~ kalian, gitu aja diributin. Kau (menunjuk) kenapa bohong ama kami. Nyata-nyatanya kau punya uang, dan bisa main game disini.”

“Ahahaha~ soal itu... (aku langsung kabur tapi nampaknya Dewi Fortuna sedang tak berpihak padaku hingga akhirnya aku berhasil ditahan oleh Soohee dan Hyorim).

“Kalau mau kabur itu liat-liat situasi dulu. Jawab pertanyaanku yang tadi.” Ucap Sohee nampak marah.

“Ahahaha~... soalnya... karena... itu karena...

“Ah~... cepetan, gak usah basa basi.” Potong Hyorim yang juga marah.

“Itu karena aku gak pengen kalian minta traktiran dari aku.” Ucapku dengan blak-blakan.

“Ahahahaha~... ngapain juga kami minta traktiran dari lu. Lain kali jujur aja kalau gak bisa.” Ucap Soohee sambil menepuk pundakku.

“Ya’udah kami mau pulang dulu takut kesorean entar bisa digigit nenek gue.” Ucap Hyorim tiba-tiba.

“Haah? Aneh banget, sejak kapan nenek lu bisa gigit?” Tanyaku.

“Sejak dia dibeliin gigi baru ama appaku, maunya gigit-gigit mulu.” Ucapnya.

“Ckckck... keluarga lu orangnya aneh-aneh semua.” Ucap Soohee sambil memasang tampang keheranan.

“Ahahahaha~... susah deh kalau punya keluarga yang unik. Udah deh, gue mau pulang dulu. Annyoeng Hyeri. Awas lu kalau bohong lagi!” Ucap Hyorim sambil mengancamku.

“Hmmph, bener! Annyoeng.” Ucap Soohee yang ngikut-ngikut mengancam aku.

Akhirnya dua makhluk pengganggu itu sudah pergi jauh, dan gara-gara mereka niat bermain gameku hilang bersama mood-moodku yang bahagia. Aku memilih pulang daripada berada disana, entar ketemu makhluk-makhluk aneh lagi.

To be continue

Silahkan chingudeul menunggu 5 tahun lagi next part-nya dari author, wehehehehehehe... owkeh buat yang udah baca nih Fanfic ngaco, gomawo banget yah chingudeul..^^

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2013 Lidatan - Gumi - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -