Oh! Mr. Hikkikomori
Vanille Yacchan
All Character Naruto © Masashi Kishimoto
NHK Ni Youkoso © Tatsuhiko Takimoto
...
[Chapter Four
: Encountered, Liar, and a Job]
...
Warning : OOC SASUKE.
Sasuke
mengacak-ngacak rambut ayamnya frustasi. Tangannya bergerak merogoh kantung
jeansnya. Membuka ponsel layar sentuh, dan sekali lagi membaca pesan yang
dikirim oleh si gadis berambut merah muda.
From :
0777xxxx
Dear Uchiha
Sasuke-dono
Kau telah
terpilih menjadi kandidat terbaik sebagai proyek penelitianku. Jika kau ingin
‘Hikkikomori’mu disembuhkan, temui aku di Sanda Park, jam 9 malam.
PS : Kau
bisa sekalian ambil CV yang tertinggal di perpustakaan J
Haruno Sakura
Hell!! Hantu apa yang telah merasuki dirinya? Sekarang ia
benar-benar memenuhi permintaan si gadis
merah muda—Haruno Sakura. Setelah memberitahukan pesan mencurigakan itu pada
Naruto. Pemuda pirang itu tanpa panjang lebar langsung menendangnya pergi.
Dasar kouhai tak berperasaan,
batinnya jengkel.
Sebelum
menutup pintu apartemen, pemuda kuning sialan itu mengatakan, ‘tak baik membuat
gadis manis menunggu.’ Sasuke tak punya pilihan lain, ia bergegas mengambil
jaketnya dan pergi. Sasuke bahkan terlalu bodoh sampai-sampai tidak mengecek
masih pukul berapa waktu itu.
Sasuke
mendengus. Onyxnya mengerling jam di
ponselnya.
Pukul 9 tepat, great!! Di
mana gadis pink itu sekarang?
Selama
satu jam ia sudah menunggu. Berterima kasihlah dengan kebodohannya.
Sasuke
mengembalikan ponsel di kantung jeansnya. Ia duduk di bangku taman sedikit
gelisah.
Pemuda pantat ayam itu menumpu wajahnya.
Hening.
Kemudian
sebuah pemikiran aneh menelisik otaknya.
Apa dia benar-benar akan datang menemuiku? Atau ini
hanya pesan iseng untuk mengerjaiku, mungkin?
Keringat
dingin bermunculan di jidat Sasuke. Kalau dipikir-pikir ini pertemuan ketiga
kalinya dengan si gadis. Ia hanya mengetahui beberapa informasi. Pertama, gadis
belia berambut merah muda itu bernama Haruno Sakura. Kedua, Haruno Sakura
bekerja di sebuah perpustakaan kota. Selebihnya Haruno Sakura adalah gadis
asing yang tak sengaja mengetahui aib memalukan Sasuke.
Bagaimana bisa!?!
Lalu…
Apa maksud Haruno Sakura mengenai proyek penelitian?
Apa semacam proyek liburan musim panas anak SMA? Kemudian aku yang dijadikan
sebagai kelinci percobaan, begitu? Heh… benar-benar gadis sialan! Pikir
pemuda raven itu jengkel.
Atau… jangan-jangan gadis itu mata-mata dari sebuah
organisasi rahasia yang ingin menjebakku tetap menjadi hikkikomori selamanya, teriak
batin Sasuke ngeri.
“Tidaktidatidaktidaktidaktidak.”
Pemuda
berambut buntut ayam itu bergumam sembari mengacak rambutnya. Kalau begitu ia
seharusnya tidak membiarkan nalurinya yang menyedihkan itu menuntun semua
sel-sel otot geraknya menuju taman Sanda untuk memenuhi permintaan gadis merah
muda itu. Ia harus secepatnya pergi dari sini!
“Apanya
yang tidak?”
Secepat
kilat Sasuke memalingkan wajahnya. Onyxnya
membulat.
Eeeek!! Ia benar-benar dataaaang!! Chikusoooo!!
Terlambat
sudah.
Di sana.
Gadis
berambut merah muda—Haruno Sakura—dengan wajah bingung menatap Uchiha Sasuke. Emeraldnya menyipit tajam, “Kenapa kau
melarikan diri dari interview? Padahal
tidak banyak pelamar di sana,” langkah kakinya yang kecil itu
menuntunnya ke samping pemuda Uchiha yang kini tak bisa berkata apa-apa. Haruno
Sakura menghenyakkan pantatnya di bangku taman, “Tapi tak masalah.”
Sasuke
yang tak biasa didekati oleh orang asing sedikit tersentak.
“Karena
aku tahu cara untuk keluar dari kehidupan hikkikomori menyedihkanmu itu,” ucapnya
percaya diri, sebuah senyuman manis terbit di bibir mungilnya.
Sasuke
benar-benar tercengang mendengar ucapan Haruno Sakura.
Apa-apaan gadis ini? Dia pikir mudah untuk
menyembuhkan penyakit hikkikomoriku? Apalagi gadis ini dilihat-lihat dari
postur tubuhnya masih bocah. Pikirnya
sinis.
Sasuke
mendengus. Lalu perhatiannya tertuju ke sebuah papan peringatan yang tertancap
di antara semak-semak. Spontan jarinya menunjuk ke arah papan peringatan itu.
“Hati-hati
orang mesum bebas berkeliaran!! Gadis belia sering diserang di area ini. Apa
kau yakin aman memanggil orang mencurigakan sepertiku?”
Emerald itu berkedip. Kemudian dengan wajah tanpa dosa Haruno
Sakura membuka mulutnya, “Sasuke-kun kau seorang penjahat?”
BRAAK!!
Spontan
pemuda Uchiha itu bangkit dari duduknya, “Tidak! Apa kau bodoh?!?” ia
benar-benar tidak terima dicap sebagai penjahat. Hell!! Walaupun Sasuke menderita hikkikomori, dalam akal
sehatnya ia tidak akan mungkin melakukan tindakan asusila. “Dan… jangan
seenaknya memanggilku ‘Sasuke-kun’!?!?”
Kemudian
sebuah tawa mengalun di bibir gadis merah muda itu. Sasuke kembali duduk di
bangku taman. Menahan kejengkelannya terhadap Sakura.
“Tenang
saja, rumahku dekat dari taman, kok.”
Tiba-tiba
sebuah pertanyaan yang sedari tadi menjadi perdebatan di dalam otaknya
terlintas di pikiran pemuda Uchiha itu, “Apa maksudnya proyek penelitian ini?
Aku yakin kau hanya main-main, kan?”
Gadis
merah muda itu mendesah, “Aku benar-benar serius. Karena aku berhutang sebuah
permintaan dari seseorang.”
Kening
Sasuke mengerut dalam, “Haaah!?!?”
Emerald Sakura memandang lurus, ekpresi cerianya berubah
menjadi sendu, “Karena aku ini tak lain
hanya peganggu bagi orang itu. Makanya… aku pikir, aku ingin sesekali
menolongnya.”
Onyx Sasuke tak lepas dari Sakura. Ia mendengarkan dengan cermat.
Walaupun sedikit bingung ke mana arah pembicaraan Sakura.
“Jadi,
jika kau ingin mengetahui jalan keluar dari kehidupan hikkikomori, bergabunglah
dalam proyek penelitianku,” emeraldnya
memandang Sasuke penuh harap.
Pemuda
Uchiha itu menggelengkan kepalanya lalu mendengus, “Heh… asal kau tahu saja,
aku bukan hikkikomori…”
“Bohong!”
Sela Sakura cepat. “Ketika ibuku menawarkan selebaran ajakan sosialisasi, kau
terang-terangan membeberkan rahasia memalukanmu itu!”
Kontan
saja Sasuke bagaikan tertancap anak panah tak terlihat setelah mendengar
kalimat tak terduga dari bibir Sakura.
Jadi, wanita sialan itu ternyata ibunya gadis aneh
ini? Teriak batinnya histeris.
Lalu, kenapa
pada malam kejadian laknat itu Sakura ada di komplek apartemennya?
Seakan
mengerti ekspresi bingung Sasuke. Sakura mencoba menjelaskan, “Ibu terlalu lama
mengobrol dengan calon kliennya. Aku bosan, jadi memilih pulang saja,” lalu ia
terkikik. “tahu-tahu aku disuguhkan dengan kejadian memalukan. Beruntung sekali
aku memilih pulang waktu itu.”
Akkhhh!!
Sasuke
mengerti apa maksudnya. Ternyata kami-sama
membuatnya membayar apa yang telah ia lakukan. Kembali bertemu dengan gadis
aneh berambut merah muda, bahkan gadis ini dengan percaya diri menawarkan
proyek secara gratis untuk menyembuhkan penyakit hikkikomorinya. Great!! Fabulous!! Amazing!!
Bolehkah sekarang ia menggali lubang kuburannya sendiri?
Sasuke
mendadak bangkit dari duduknya—lagi.
Ia harus menjelaskan sesuatu. Sesuatu yang dapat mengenyahkan pikiran dari otak
gadis itu mengenai dirinya yang menderita hikkikomori.
“A-aku…
sebenarnya aku hidup memang seperti hikkikomori. Tapi…” Sasuke memutar gerigi
otaknya yang pintar, mencoba mencari sebuah alasan yang logis. “Kau tahu… aku
berbeda dari rata-rata hikkikomori lainnya.”
Satu alis
Sakura terangkat, “Berbeda bagaimana?”
Sialan!! Bocah merah muda ini benar-benar tidak bisa
dibohongi!!
“Uhhh…
kau tahu… semacam kantor kecil yang berada di rumah. Yaa!! Aku dipaksa bekerja
di rumah oleh perusahaan…”
Tidak masalah!! Katakan apa saja agar gadis ini
benar-benar percaya padamu!!
Sakura
kelihatannya berpikir sejenak. Lalu emeraldnya
memandang onyx Sasuke, “Memangnya
jenis pekerjaan apa yang kau kerjakan di rumah?”
Sasuke
tertawa gugup, “Ak-aku terkejut kau menanyakan hal itu,” onyxnya berputar-putar, sekali lagi mencoba memutar otaknya. Ia
berharap Haruno Sakura tidak menyadari ekspresi gugupnya. “Aku seorang
kreator,” lanjut Sasuke.
Hening.
Sakura
terdiam, sepertinya mencoba mencerna ucapan yang baru saja dikatakan Sasuke.
Ekspresi datar Sakura terus terang saja membuat Sasuke tambah gugup. Tiba-tiba
gadis merah muda itu tersenyum mengejek seakan tidak percaya, “Heeeeee… jadi,
apa yang kau buat?”
Sial!
Keringat
dingin mulai membanjiri tubuh Sasuke. Ia harus mencari alasan lagi.
Benar!! Ucapkan apa saja yang terlintas dipikiranku.
“K-kau
tahu… aku bekerja di bidang revolusioner. Y-ya!! Aku bekerja membuat software komputer. Seperti Bill Gates
atau Linus Trovald. Orang berkulit putih yang menguasai dunia teknologi,
ha-ha-ha,” Sasuke tertawa hambar sambil menepuk-nepuk dadanya dengan bangga.
Bagus! Sekarang kita lihat bagaimana reaksi gadis ini.
Krik…
krik…
Emeraldnya menatap Sasuke bosan. Seakan-akan Sasuke baru saja
mengisahkan cerita yang tidak masuk akal.
“Heeeee~~~~”
Sasuke
membeku.
Apa-apaan gadis ini!?!
Semua
ucapan yang dikatakan Sasuke sepertinya tidak membuat Sakura percaya. Pemuda
Uchiha itu berpikir ia baru saja membuat kehidupannya yang tenang mendadak
dihujani meteor.
Benar-benar kacau!
…
…
“Jadi,
kau mencoba mengesankan seorang gadis manis dan setelah mengatakan kebohongan
itu kau melarikan diri?”
TAAK
Naruto
meletakkan dua gelas kopi di meja. Salah satunya ia berikan pada Sasuke yang
kini diselimuti aura gloomy.
Sepertinya Sasuke menyesali apa yang telah ia katakan. Seandainya ia tidak
memenuhi permintaan Sakura. Semua kebohongan itu pasti tidak akan pernah terjadi.
Sial.
Naruto
mendesah. Apa susahnya sih mengatakan
kalau Sasuke benar-benar menderita hikkikomori? Lagipula gadis yang diceritakan
senpainya itu menawarkan jasa yang menguntungkan bagi pemuda berambut buntut ayam
ini.
Terkutuklah Uchiha dan harga diri mereka yang
menyebalkan itu! Pikir Naruto jengkel.
“Senpai, kau benar-benar… tidak habis
pikir,” Naruto mengeleng-gelengkan kepalanya tak percaya. “Untuk memuluskan
kebohonganmu itu aku akan membantumu, begitu?” lanjutnya sambil sesekali menyesap
kopi panas buatannya.
“NARUTOOOOO!!
TOLONG!! KAU SATU-SATUNYA ORANG YANG BISA MEMBANTUKU!!” Sasuke membungkukkan
tubuhnya. Menghancurkan harga dirinya yang tinggi. Memohon pada kouhai berambut pirang yang sekarang ia
anggap sebagai saudaranya sendiri.
“Se-senpai kau tidak butuh merendahkan
kepalamu jika menginginkan bantuanku,” Naruto tersentak sembari menenangkan
Sasuke yang kelihatannya sudah mencapai batasnya.
Guuoooohh… ini semua kulakukan demi diriku sendiri
Naruto. Aku yang memulai semuanya. Arrghhh… Kenapa aku harus mengatakan
kebohongan besar seperti itu?
“Hmm… aku
mengerti,” suara Naruto membuyarkan penyesalan inner Sasuke. Pemuda Uchiha itu menegakkan tubuhnya. Ia tidak tahu
bagaimana membalas kebaikan kouhainya
nanti. Membelikan sesuatu untuk Naruto? Hmm, itu tidak mungkin. Kita tahu
Sasuke sekarang dilanda ambang kemiskinan.
“Karena
kau mengatakan sebagai seorang kreator. Jadi, mari kita pikirkan jenis
kemampuan apa yang dibutuhkan seorang kreator.”
Sasuke
melongo, “Kemampuan?”
Naruto
melirik Sasuke heran seakan senpainya itu benar-benar bodoh.
Rupanya hikkikomori sudah membuat otak pintarnya itu
membeku, pikir Naruto kasihan.
“Sebagai
kreator kau harus bisa menggambar, menggubah musik, dan menguasai bahasa
pemrograman,” Naruto menjelaskan.
Sasuke
mendesah pelan. “Semua kemampuan itu… tidak ada yang kukuasai. Kemampuan yang
kukuasai hanya menjadi hikkikomori.”
Naruto
meringis, “Sudah kuduga.” Kemudian ia tersenyum canggung. Tiba-tiba saraf di
otak Naruto mendeteksi sebuah ide brilian, “Ah, mungkin kau bisa menulis
karangan, senpai. Di dekat sini ada
kelas menulis sastra. Kau bisa mendaftar kelas itu.”
“Uheeeeee~~~~
tidaktidaktidaktidaktidak,” Sasuke menolak sambil mengibas-ngibaskan tangannya.
“tidak ada gunanya!! Terakhir kali aku menulis ketika SMP. Betapa menyusahkan.”
CTAK
Perempatan
sudut muncul di jidat Naruto. Ia sudah berusaha mencoba membantu. Tapi, apa
yang ia dapat? Kelakuan Senpainya yang
benar-benar membuatnya kesal.
Sialan kau Uchiha Sasuke!! Teriak inner Naruto kesal.
“Baiklah…”
Naruto menghela napas pelan, tiba-tiba suasana berubah mencekam, “Apa kau ingin
menjadi seorang kreator?” nada suaranya yang cempreng itu berubah serius. Mata
birunya mendelik tajam ke arah Sasuke, giginya bergemeletuk menahan amarah,
“Apa kau sungguh-sungguh mau melakukannya, huh?”
Sasuke bersusah
payah menelan salivanya. Baru kali ini Sasuke merasa terancam dan yang lebih
mengejutkan Naruto benar-benar berhasil membuat Sasuke ketakutan. Ha-ha dunia
mungkin sebentar lagi akan berakhir. Dengan gugup pemuda raven itu membuka
mulutnya, “Y-ya, tak masalah. Aku bisa menulis, Naruto!! Aku bisa membuat plot
yang bagus!”
Inner Naruto menyeringai menang.
Gotcha!! Akhirnya!!
“Sungguh?”
Aura mencekam itu luruh seketika. Pemuda kuning itu nyengir, “Bagus! Kalau
begitu kita akan mengambil jalan sebagai kreator game!”
Hening.
Kemudian
terdengar suara teriakan bak banshee
dari mulut seorang Uchiha, “UOOOOOO!! SIALAN KAU LUAR BIASA NARUTO!!”
“Sudah…
sudah… senpai…” Pemuda kuning itu
berbisik mengingatkan Sasuke agar tenang. Kelakuan Sasuke luar biasa tidak
terduga. Kemana perginya sifatnya yang biasanya terkontrol itu?
Setelah
sedikit tenang, Sasuke kembali membuka mulutnya, “Jadi, game apa yang akan kita
buat?”
“Ahh…
sebelum itu,” mata
biru Naruto menyipit tajam, “senpai, kau harus
berjanji padaku.” Sasuke merespon dengan anggukan singkat.
“Jika
kita tetap terus menjalankan proyek ini, mungkin kita akan banyak menumpahkan
darah. Tapi aku tidak akan menginzinkan senpai
berhenti setengah jalan,” air muka pemuda kuning itu mengeras, Naruto
Uzumaki benar-benar serius.
“Yeah!
Kau bisa menyerahkannya padaku. Aku akan baik-baik saja! Jika itu demi menjadi
seorang kreator, aku akan melakukan apa saja. Aku berjanji, Naruto!!”
Naruto
mengangguk-angguk sembari bergumam ‘bagus… bagus…’
“Jadi,
jenis game apa yang akan kita buat?” sekali lagi Sasuke menanyakan.
Uzumaki
Naruto tersenyum misterius, kelopak matanya menutup sesaat, seolah-olah
memberikan efek dramatis. Kemudian turqouisenya
itu menatap lurus onyx Sasuke, dengan
ekspresi santai Naruto berujar, “Erotik!”
“Eh?”
Apa yang
barusan ia dengar? Telinganya tidak
salah dengar, kan?
Melihat
senpainya tidak bisa mengatakan apa-apa setelah mendengar ide cemerlang Naruto,
pemuda Uzumaki itu kembali menjelaskan, “Game erotik untuk pasar pemain di
bawah umur sekarang sangat menjanjikan,” Naruto memajukan tubuhnya, ia
tersenyum bak om-om mesum yang sedang melihat mangsanya. “Kita akan menjajaki
posisi teratas panggung dunia erotika! Setelah itu kita akan mendapat penghargaan
dari kerja keras kita! Benar-benar menakjubkan, bukan?”
Menakjubkan apanya, hah?
Sasuke
tersenyum hambar. Ekspektasi yang baru saja ia gantungkan pada pemuda kuning
Uzumaki itu melebur berkeping-keping.
Kouhai brengseknya itu akan meyeretnya ke dalam dunia
kebejatan.
Sekarang
apa yang harus ia lakukan?
Tiba-tiba
saraf otaknya mengingat Haruno Sakura yang menawarkan untuk menyembuhkan
penyakit hikkikomorinya.
Jalan
terang satu-satunya yang ia miliki.
Tidaktidaktidaktidak.
Sasuke
akan melanjutkan proyek membuat game bersama Naruto walaupun pekerjaannya
dianggap kriminal.
Yah, ini
semua demi harga dirinya untuk menghindari Haruno Sakura dan proyek penelitiannya
yang menganggu itu.
.
.
.
.
To Be
Continue...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar