Jumat, 08 Juni 2012

FF I.S [Inter Sexual] CHAPTER II

Disclaimer  : We don’t own the character, they are belong to themselves.
Genre  : Teen Romance/Hurt/Comfort
Warning  : Gender bender, OOC, OC, elseword, typo dan misstypo, authorfic ^^.
Rated  : T
.
.
Aiesu © Chiyo Rokuhana
.
.


sHyning soHee collab with Eun bling-bling and Lynda
proudly present
I.S [Inter Sexual]
Lee Taemin (as boy), Lee Taehee (as girl), Choi Minho, and Lee Jieun (IU)
.
.

Bagian Kedua
Any trouble, Who’s care? - Begining From the Other Matter.

Setiap aku bertanya pada eommaku.
“Kenapa tubuhku begitu aneh?”
Ia selalu diam.
Dan hanya tersenyum kearahku.
Aku sangat yakin dalam senyuman itu—
terselip rasa kesedihan.
...
...
“Kau akan tahu seiring berjalannya waktu nak.”

***

Taehee mengerjap-ngerjapkan matanya. Ia menguap lebar sembari merentangkan kedua tangannya. Pikirannya kembali melayang pada kejadian tadi malam saat ia berhasil melumpuhkan namja tua brengsek itu yang membuatnya kehilangan pekerjaan. Gadis itu terkekeh sebentar, tersirat rasa bangga diwajahnya walau ia tak menerima ucapan terima kasih. 

Ia bangkit dari tidurnya, merapikan tempat tidurnya dan bergegas ke kamar mandi. Baginya seberat apapun masalah yang ia hadapi kemarin, tidak akan membuatnya berhenti untuk bertahan hidup. Kemarin adalah masa lalu dan besok adalah masa depan. Yang terpenting adalah bagaimana menjalani hidup saat ini, karena apa yang di lakukan hari ini, saat ini dan detik ini akan menentukan bagaimana masa depan kelak. Percuma kalau hanya memikirkan kejadian yang sudah berlalu karena sekeras apapun kita pikirkan hal tersebut tidak akan berubah. 

Taehee memposisikan dirinya senyaman mungkin. Ia dengan sabar menunggu bus yang akan mengantarkannya ke tempat dimana ia akan menimba ilmu. Ia memainkan layar ponsel blue metal-flipnya, mencari lagu yang pas untuk ia senandungkan hari ini. Dan pilihannya berhenti pada sebuah lagu berirama beat milik SHINee. Lagu itu mampu membuat bibir mungilnya menggumam dan kakinya menghentak-hentak pelan sesuai ritme lagu tersebut. 

Terlalu asyik dengan lagu yang ia dengar hingga ia tak menyadari seseorang tengah duduk disebelahnya. 

Taehee!” si namja menepuk pundak gadis itu

Eh?” Taehee menoleh, mendapati seorang namja yang sangat ia kenal tengah tersenyum kepadanya.

Mi-Minho!” Ia segera melepas headset yang menempel pada kedua daun telinganya.

Good morning!” Ucap Minho tak lepas dari senyum manis yang mampu membuat semua yeoja jatuh cinta padanya tak terkecuali Taehee.

G-good morning!” Balas Taehee agak kikuk, segan akan perlakuannya dengan tiket Minho yang berakhir di tempat sampah itu

Menunggu bus?” Tanya Minho basa basi. Bukankah sudah jelas? Mereka sekarang sedang berada dihalte bus! Jika bukan bus apalagi yang mereka tunggu?

Em!” sahut Taehee seraya mengangguk. Dan setelah itu keheningan melanda keduanya.
Minho sibuk berkutat dengan pikirannya, sedangkan Taehee entah apa yang yeoja itu lakukan dengan ponselnya. Hingga pada akhirnya apa yang mereka tunggu datang, apalagi kalau bukan bus. Melihat bus yang mereka tunggu berhenti didepan mereka, keduanya bernafas lega bersamaan, tanpa mereka sadari. 

Bus datang! Sebaiknya kita cepat naik!” Ucap Minho seraya berdiri.

Em!” Taehee mengganggukkan kepalanya dan mengekori Choi Minho yang telah naik terlebih dahulu.
Sesampainya didalam bus, mereka memilih untuk duduk berjauhan. Dan situasi ini membuat Taehee semakin  tak nyaman. Entah mengapa ia merasa sesuatu yang buruk akan menimpa hubungannya dengan Minho, semoga saya pikirannya salah.

                                                                        ***

Angin menghempaskan pelan helai-helai rambut halusnya. Matanya terpejam, merasakan angin musim semi dan aroma bunga yang menenangkan hati. Kicauan burung yang terdengar bagai orkestra indah mengalun untuknya.

Aku suka musim semi!” Kata-kata itu keluar dari bibir mungilnya. Ia menatap lautan bunga lili didepannya dengan berbagai warna bak pelangi. Tak heran jika taman belakang sekolahnya ini memakan biaya banyak untuk mengurusnya. Seharusnya taman seindah ini dikelilingi oleh banyaknya orang yang menikmatinya bukan? Tapi yang terlihat hanya seorang yeoja yang tampak begitu menikmati indahnya taman ini. Dan yeoja itu tak lain adalah Lee Taehee.

Klik!

Ia mengabadikan indahnya potret alam didepannya dengan kamera ponselnya.

Yeppora~” gumamnya puas begitu melihat hasil jepretannya.

Taehee menghirup udara sebanyak-banyaknya, membiarkan aroma musim semi ini masuk ke paru-parunya. Kembali ia melukiskan senyum cantik dibibir mungilnya, entah sudah berapa kali hari ini ia tersenyum.

Ahh~” ia menelentangkan tubuhnya. Menatap birunya langit dan gumpalan awan putih diatas sana.

Fighting! Hari ini kau harus bisa mendapatkan sebuah pekerjaan!” Gumamnya menyemangati dirinya sendiri. Ia merogoh ponselnya dan mengabadikan langit cerah saat ini kedalam ponselnya.

Sedang apa disini?” Minho menghampiri Taehee yang tengah berdiri mematung memandang lautan bunga lili didepannya.

Mereka akan mekar dengan indah dimusim semi nanti!” Sahut Taehee mengabaikan pertanyaan Minho dengan pernyataan baru, membuat Minho terkekeh.

Yah. Itu sudah pasti!” Ucap Minho berdiri di samping Taehee.

Kenapa kau masih disini? Pelajaran sudah dimulai!”

Aku bosan!” Ucap Taehee membuat Minho menatapnya.

Aku bosan dengan hidupku! Pagi hari bersekolah! Pulang dan kerja sampai malam! Tidur kemudian bangun dan memulai aktifitas yang sama seperti kemarin! Untuk apa hidup jika hanya untuk mengulang apa yang telah kita lakukan kemarin! benar-benar membosankan!” mendengar ucapan Taehee barusan, Minho hanya berdecak lidah.

Kau lihat benda putih diatas sana?” Minho menunjuk gumpalan putih yang mengambang diantara birunya langit.

Hn, memang kenapa?”

Kau tau apa itu?” Lanjutnya sok misterius.

Awan!” Ucap Taehee mantap.

Bukan! Itu gumpalan kapas putih yang terbang dilangit!” Tak urung, sang gadis terpingkal begitu mendengar sanggahan milik lawan bicaranya itu.

Wae?”Ucap Minho kebingungan

Gumpalan kapas? Minho, itu gumpalan hidrogen yang terbentuk akibat penguapan air!” (author BLING : emang iya ya? *garuk-garuk kepala. Entahlah! Author rada lupa ma pelajaran ntuh! Jadi klo salah maap yee??)

Aku berhasil bukan?”

Eh?”Taehee menghentikan tawanya dan memandang wajah tampan orang di sebelahnya itu dengan muka heran.

Membuatmu tertawa!”  Gadis itu tertegun begitu mendengar penuturan Minho.

Menurutmu awan itu bisa kau pegang?” Lanjut si jangkung itu lagi.

Taehee menggendikkan bahunya. “Entahlah! Aku belum pernah memegang awan!”
 Minho kembali melihat gumpalan awan yang tengah terbang melintasi mereka, Bukankah awan-awan itu terlihat seperti gumpalan kapas? Lemah dan rapuh. Bahkan seekor burungpun tak bisa bertengger diatasnya. Tapi walaupun mereka lemah, mereka berani mendekati matahari. Bahkan batu yang lebih kuat dari mereka tak berani mendekati matahari dan memilih berada di bawah mereka.

Taehee mengernyitkan dahinya. Masih tak mengerti maksud dari kata-kata Minho.

Mereka terbentuk dari air, kemudian terbang di langit melintasi berbagai negara bahkan benua hingga akhirnya menguap dan kembali menjadi air. Terus seperti itu setiap harinya. Tapi apa mereka merasa bosan? Tidak! Karena mereka tahu, mereka akan terbentuk dan menguap ditempat yang berbeda. Sama halnya dengan kehidupanmu. Kau memang menjalani rutinitas yang sama setiap harinya. Tapi apa yang terjadi hari ini juga akan terjadi besok?  Misalkan, jika hari ini kau berkenalan dengan namja tampan sepertiku! Apa besok kau akan berkenalan lagi denganku? Tidak bukan? Jadi kau tidak perlu merasa bosan! Karna sesuatu yang terjadi hari ini tidak akan terulang besok hari.Tutur Minho panjang lebar kemudian menyentil hidung Taehee.

Tch. Namja tampan katamu?” Sindir Taehee menepis tangan Minho yang membuat si jangkung  terkekeh kemudian beradu pandang dengan Lee Taehee.

Dengar! Kau tau kenapa awan rela melakukan kegiatan berulang-ulang itu?”

Tentu saja karena itu merupakan tugas dan takdirnya!”

Minho menggeleng. “Bukan! Karena awan yakin bahwa ia diharapkan ada! Bahwa ia ditunggu kehadirannya. Bukan hanya sebagai penghias langit yang luas, tetapi juga sebagai penyejuk tanah yang kering, penyubur tanaman yang tumbuh  dan tetesan lembut yang membasahi bumi. Begitu juga denganmu, kau juga harus melakukan kegiatan berulang-ulang itu karna kau diharapkan ada.

Aku? Diharapkan ada? Siapa yang akan mengharapkanku? Aku tidak mempunyai ayah, ibu dan juga keluarga! Aku tidak diharapkan siapapun!” Balas Taehee dengan suara serak. Ia tahu ia tak mempunyai seseorang yang mengharapkannya ada.

Kau salah! Ada seseorang yang sangat mengharapkan kau ada! Seseorang yang membutuhkanmu disampingnya! Seseorang yang menghargai keberadaanmu! Seseorang yang menginginkanmu untuk hidup bersamanya!” Jawab Minho dengan intonasi menggebu.

Nu..gu?” Tanya Taehee penasaran.

Orang itu adalah aku!” Minho kemudian mengecup singkat bibir mungil Taehee.

Hhh~” Taehee menghela nafas. Entah kenapa bayangan sosok jangkung Choi Minho itu terlintas dibenaknya.

Gruussaakk!!!

Mendengar suara aneh, tubuhnya refleks terangkat dan iris smoky black Taehee memproyeksikan seekor kelinci yang tengah mendekap ponselnya.

Hei, kelinci lucu! Kau ingin meminjam ponselku?” Tanya Taehee sejurus mengulurkan tangannya, bermaksud mengelus bulu lebat si kelinci. Tapi kelinci itu malah berlari menjauh, meninggalkan Taehee dengan ponsel yang masih didekapnya erat.

Ya! Kelinci nakal! Kembalikan ponselku!” Seru Taehee, dengan cekatan ia memasang sepatunya dan mengejar si kelinci pencuri –namun lucu itu.

Hhh, Hhh, Hhh, kemana kelinci tadi?Gumamnya sembari menyesuaikan ritme nafasnya. Pandangan Taehee mengedar kesegala tempat, mencari keberadaan kelinci nakal yang membawa kabur ponselnya.

Min-hoo~”

Taehee tertegun, samar-samar ia mendengar suara cempreng dengan nada centil tengah memanggil sebuah nama yang sering melewati gendang telinganya. Gadis itu mempertajam pendengarannya, sembari kakinya menuntun dirinya mengikuti sumber kegaduhan.

Minho!” Ia terus mendekati sumber suara.

Hah! UpsTaehee menutup mulutnya sendiri. Ia menggeleng tak percaya dengan apa yang terpampang di depannya sekarang. Jelas, ia melihat Choi Minho tengah bercumbu mesra dengan seorang yeoja yang tak diketahuinya siapa.

Minho!” Ucapnya tanpa sadar.

Minho menoleh, terkejut mendapati Taehee yang memandanginya seperti orang semaput. Tertangkap basah, Choi Minho segera menjauhkan diri dari yeoja didepannya.

Taehee! Ini tidak seperti yang kau pikirkan!” Ucap Minho menghampiri Taehee, alasan yang selalu saja dilontarkan saat harimau ketahuan belangnya, klise.

Berhenti! Jangan mendekat!” Taehee membuat tanda stop dengan tangan kirinya. Tapi minho mengacuhkannya, ia tetap menghampiri yeoja itu.

Lee Taehee melangkah mundur dan berlari menjauhi si pria jangkung. Entah kenapa melihat hal tadi membuat dadanya sesak. Hanya satu kata yang sejak tadi terus terngiang-ngiang diotaknya ‘kenapa?’
Ia terus berlari, mengacuhkan Minho yang sejak tadi memanggil namanya. Gadis itu tidak peduli kemana langkahnya akan terlampaui. Yang ia pikirkan sekarang, hanya berlari sejauh mungkin dari si Choi Minho brengsek.

“TAEHEE!” suara baritone Minho kembali terdengar, namun yeoja yang dipanggil tak menggubris sedikitpun.

Choi Minho mengumpulkan seluruh tenaganya dan mengejar dengan cepat langkah kecil yeoja itu.
GREP! Ia berhasil menahan lengan Taehee tapi yeoja itu memberontak. Meminta Minho melepaskan cengkramannya.

Dengarkan aku dulu!” Ucap Minho sembari mengatur nafasnya.

Lepaskan aku!” Berontak Taehee. Ia terus memukul-mukul tangan Minho yang mencengkram erat lengan kurusnya.

Tidak! Sampai kau mendengarkan penjelasanku!” Ucap Minho tegas. Ia mencengkram kedua lengan yeoja itu hingga Taehee hanya bisa menunduk pasrah. Ia tahu tenaganya tak akan mungkin mengalahkan si Choi Minho.

Aku tidak butuh penjelasanmu! Bagiku semuanya sudah jelas!” Taehee menyahut dingin membuat Minho meremang, baru kali ini Taehee berbicara sedingin ini dengannya.

Kau membenciku Lee Taehee?”

Haruskah ku ucapkan?”

Sebesar apa kau membenciku?”

Sebesar yang kau bayangkan Tuan Choi!”

Kalau begitu sebesar itu juga aku membencimu!” Ucapan Minho membuat Taehee membulatkan matanya menatap pemuda di depannya tersebut.

Kenapa? Kau tidak percaya jika aku membencimu? Oh ya! Bukankah kau hanya mengenal sosok Choi Minho yang mencintaimu!”

Bicara apa kau? Lepaskan aku!”

Kenapa Taehee! KENAPA? KENAPA KAU SELALU MENOLAKKU? Kau anggap aku ini apa hah? Semua yang kuperbuat untukmu itu seakan tidak ada gunanya? Kau tahu berapa lama aku menunggumu kemarin? Kau tidak datang? KENAPA? Jika kau tidak mau datang sebagai orang yang kucintai setidaknya kau datang sebagai teman yang menemaniku menonton film! Oh ya satu hal lagi! PERLUKAH KAU MEROBEK TIKET ITU?”

Taehee membelalakkan matanya.

Bagaimana Minho bisa tahu?’ Batinnya.

Baiklah jika kau memang terganggu dengan kehadiranku! Aku akan menjauhimu! Kau PUAS?”
Choi Minho melengos pergi meninggalkan Taehee yang berdiri mematung dengan wajah pucat.

                                                                        ***

Taehee menengadah menatap langit yang menampilkan untaian kanvas biru pucat dengan aksen kehitaman sebagai pendampingnya. Udara semakin mendingin. Ia merapatkan blazer seragam yang dikenakannya. Baginya hari ini bukan hari keberuntungannya. Sama seperti cuaca kali ini. Gelap, suram, dan dingin. Tak tahukah bahwa ia mengawali hari ini dengan senyuman?

Baiklah jika kau memang terganggu dengan kehadiranku! Aku akan menjauhimu! Kau PUAS?”

Ia mendengus kala mengingat hal itu. Rasanya sedikit menyakitkan.

Jika aku sempurna. Tetap saja kau tak pantas untukku, Minho. Kau terlalu baik. Tapi sayangnya—

Pabo!” Ia terkekeh, menatap jam tangan yang melingkar dipergelangan tangannya. Sudah jam dua. Ia melengos melangkahkan kakinya menuju apertemen.

“Oiiii!!” Sebuah suara cempreng menginterupsi gendang telinga Taehee. Merasa tidak terlalu penting, ia tetap melanjutkan perjalanannya. “Oiii!! Gadis blazer coklat!” Kali ini Taehee menghentikan langkah kakinya. Atensinya mengarah ke sumber suara. Diseberang jalan, tepatnya seorang gadis dengan seragam biru tua melambai kearahnya. Ia menyipitkan matanya guna memperjelas pandangannya pada objek diseberang jalan. Gadis di klub malam. Rupanya, gadis itu berlari kecil menuju kearah Taehee yang menampakkan ekspresi terkejut.

“Wah! Takdir mempertemukan kita!”

-To Be Continued-

Ps: Maaf kalo ada typo dan diksi ancur yaa ^^ Btw saya tak kuat membaca adegan 2Min itu cing, biarpun si Lele cross dreassing, tetep aja yang ke bayang Lele versi cowok *cough* OMAIGAT! Saya penasaran ama reaksi para Fujoshi nih? Ahem.. FYI, si IU bakal muncul di chapter mendatang. So, bagi yang enggak sabar nunggu aksi nona satu itu bisa bernafas lega deh ^^. Yeiyeiyei!
Oke, give us feedback ya Chingudeul ^^//
Salam hangat, Lynda :)
.
.
*Lambai-lambai*  Wah sudah chapter dua niih readers, apakah menurut kalian fic ini mulai membosankan? Kalau iya, ya~ mohon dimaafkan *ojigi* kami akan berusaha untuk membuat fic ini lebih seru *kalau bisa sih* Hahahaha *garuk-garuk kepala*. Kalau menurut kalian lumayan seru, terus bikin penasaran. Terus terang saja hal itu membuat kami bahagia, loh... hohohohohoho~ *geleng-geleng* ternyata ide ini gak sia-sia juga dibikin fic. Kalau masih penasaran tetap tunggu lanjutan selanjutnya, yah?
[ sHyning soHee ]
.
.
Hohohoho... apakah saya berhasil membuat moment 2MIN?? Eoh kurasa tidak! #nyogok reader pake kemenyan GUBRAKK
Hoeshhh~ jangan salahkan author Blings yang menistakan menong dengan memuat adegan tak senonoh seperti itu! Fuah~ abies hanya itu adegan yang tersisa diotak saya! #ketauan otak yadong
Dan saya agak heran! Kenapa saya membuat kelinci mencuri poncel taehee! Dan kenapa saya menempatkan kata ‘mendekap’ yang jelas-jelas nggak bisa dilakukan kelinci saat berlari! #limbung
Tapi whatever namanya juga fanfic ya~ suka.suka saya donk sebagai author!! Gkgkgkgk...
Oke author Bling hanya minta satu comment dari tiap makhluk yang baca FF ini! Hohoho... semoga yang comment diterima amal dan ibadahnya! #geplaked
Salam termanis untuk yang comment
-Eun Blingbling-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar