Disclaimer : We don’t own the character, they are belong
to themselves.
Genre : Teen Romance/Hurt/Comfort
Warning : Gender bender, OOC, OC, elseword, typo dan
misstypo, authorfic ^^.
Rated : T
.
.
Aiesu ©
Chiyo Rokuhana
.
.
sHyning soHee collab with Eun
bling-bling and Lynda
proudly present
I.S [Inter Sexual]
Lee
Taemin (as boy), Lee Taehee (as girl), Choi Minho, and Lee Jieun (IU)
.
.
Bagian Kedua
Any trouble, Who’s care? - Begining From the Other
Matter.
Setiap
aku bertanya pada eommaku.
“Kenapa
tubuhku begitu aneh?”
Ia
selalu diam.
Dan hanya
tersenyum kearahku.
Aku
sangat yakin dalam
senyuman itu—
terselip rasa kesedihan.
...
...
“Kau
akan tahu seiring berjalannya waktu nak.”
***
Taehee mengerjap-ngerjapkan matanya. Ia menguap lebar
sembari merentangkan kedua tangannya.
Pikirannya kembali melayang pada kejadian tadi malam saat ia berhasil
melumpuhkan namja tua brengsek itu yang membuatnya kehilangan pekerjaan. Gadis itu terkekeh sebentar, tersirat rasa bangga diwajahnya
walau ia tak menerima ucapan terima kasih.
Ia bangkit dari tidurnya, merapikan tempat tidurnya
dan bergegas ke kamar mandi.
Baginya seberat apapun masalah yang ia hadapi kemarin, tidak akan membuatnya berhenti untuk bertahan hidup.
Kemarin adalah masa lalu dan besok adalah masa depan. Yang terpenting adalah
bagaimana menjalani hidup saat ini, karena apa yang di lakukan hari ini, saat ini dan detik ini akan menentukan bagaimana masa
depan kelak. Percuma kalau hanya memikirkan kejadian yang sudah berlalu karena sekeras apapun kita pikirkan hal tersebut tidak akan berubah.
Taehee memposisikan dirinya senyaman mungkin. Ia
dengan sabar menunggu bus yang akan mengantarkannya ke tempat dimana ia akan
menimba ilmu. Ia memainkan layar ponsel
blue metal-flipnya, mencari lagu yang pas untuk ia senandungkan hari
ini. Dan pilihannya berhenti pada sebuah lagu berirama beat milik SHINee. Lagu itu mampu membuat bibir mungilnya menggumam
dan kakinya menghentak-hentak pelan sesuai ritme lagu tersebut.
Terlalu asyik dengan lagu yang ia dengar hingga ia tak
menyadari seseorang tengah duduk disebelahnya.
“Taehee!” si namja
menepuk pundak gadis itu.
“Eh?” Taehee menoleh, mendapati seorang namja yang sangat ia kenal tengah tersenyum kepadanya.
“Mi-Minho!” Ia segera melepas headset
yang menempel pada kedua daun telinganya.
“Good morning!” Ucap Minho
tak
lepas dari senyum manis
yang mampu membuat semua yeoja jatuh
cinta padanya tak terkecuali Taehee.
“G-good morning!” Balas Taehee agak kikuk, segan akan perlakuannya
dengan tiket Minho yang berakhir di tempat sampah itu.
“Menunggu bus?” Tanya Minho basa basi. Bukankah sudah jelas? Mereka sekarang
sedang berada dihalte bus! Jika bukan bus apalagi yang mereka tunggu?
“Em!” sahut Taehee seraya mengangguk. Dan setelah itu keheningan
melanda keduanya.
Minho sibuk berkutat dengan pikirannya, sedangkan Taehee entah apa yang yeoja itu lakukan dengan ponselnya. Hingga pada akhirnya apa yang
mereka tunggu datang, apalagi kalau bukan bus. Melihat bus yang mereka tunggu
berhenti didepan mereka, keduanya
bernafas lega bersamaan,
tanpa mereka sadari.
“Bus datang! Sebaiknya kita cepat naik!” Ucap Minho seraya berdiri.
“Em!” Taehee mengganggukkan kepalanya dan mengekori Choi Minho yang telah naik terlebih dahulu.
Sesampainya didalam bus, mereka memilih untuk duduk berjauhan. Dan situasi ini
membuat Taehee semakin
tak nyaman. Entah mengapa ia merasa sesuatu yang buruk akan menimpa
hubungannya dengan Minho, semoga saya
pikirannya salah.
***
Angin menghempaskan pelan helai-helai rambut halusnya. Matanya terpejam,
merasakan angin musim semi dan aroma bunga yang menenangkan hati. Kicauan
burung yang terdengar bagai orkestra indah mengalun untuknya.
“Aku suka musim semi!” Kata-kata itu keluar dari bibir mungilnya. Ia menatap
lautan bunga lili didepannya dengan berbagai warna bak pelangi. Tak heran jika taman belakang sekolahnya ini
memakan biaya banyak untuk mengurusnya. Seharusnya taman seindah ini
dikelilingi oleh banyaknya orang yang menikmatinya bukan? Tapi yang terlihat
hanya seorang yeoja yang tampak
begitu menikmati indahnya taman ini. Dan yeoja
itu tak lain adalah Lee Taehee.
Klik!
Ia mengabadikan indahnya potret
alam didepannya
dengan kamera ponselnya.
“Yeppora~”
gumamnya puas begitu melihat hasil
jepretannya.
Taehee menghirup udara sebanyak-banyaknya, membiarkan aroma musim semi ini masuk ke paru-parunya.
Kembali ia melukiskan senyum cantik dibibir mungilnya, entah sudah berapa kali hari ini ia tersenyum.
“Ahh~” ia menelentangkan tubuhnya. Menatap birunya
langit dan gumpalan awan putih diatas sana.
“Fighting! Hari ini kau harus bisa mendapatkan sebuah
pekerjaan!” Gumamnya
menyemangati dirinya sendiri. Ia merogoh ponselnya dan mengabadikan langit
cerah saat ini kedalam ponselnya.
“Sedang apa disini?” Minho menghampiri
Taehee
yang tengah berdiri mematung memandang lautan bunga lili didepannya.
“Mereka akan mekar dengan
indah dimusim semi nanti!” Sahut
Taehee
mengabaikan pertanyaan Minho
dengan pernyataan baru, membuat Minho
terkekeh.
“Yah. Itu
sudah pasti!” Ucap
Minho
berdiri di samping Taehee.
“Kenapa kau masih disini? Pelajaran sudah dimulai!”
“Aku bosan!” Ucap
Taehee
membuat Minho
menatapnya.
“Aku bosan dengan hidupku! Pagi hari bersekolah! Pulang dan kerja sampai malam!
Tidur kemudian bangun dan memulai aktifitas yang sama seperti kemarin! Untuk
apa hidup jika hanya untuk mengulang apa yang telah kita lakukan kemarin!
benar-benar membosankan!” mendengar ucapan Taehee
barusan, Minho
hanya berdecak lidah.
“Kau lihat benda putih diatas sana?” Minho menunjuk gumpalan putih yang mengambang diantara
birunya langit.
“Hn, memang
kenapa?”
“Kau tau apa itu?”
Lanjutnya sok misterius.
“Awan!” Ucap Taehee mantap.
“Bukan! Itu gumpalan kapas putih yang terbang dilangit!” Tak urung, sang gadis terpingkal begitu mendengar
sanggahan milik lawan bicaranya itu.
“Wae?”Ucap Minho kebingungan
“Gumpalan kapas? Minho,
itu gumpalan hidrogen yang terbentuk akibat penguapan air!” (author BLING :
emang iya ya? *garuk-garuk kepala. Entahlah! Author rada lupa ma pelajaran
ntuh! Jadi klo salah maap yee??)
“Aku berhasil bukan?”
“Eh?”Taehee
menghentikan tawanya dan memandang wajah
tampan orang di sebelahnya itu dengan muka heran.
“Membuatmu tertawa!” Gadis itu tertegun begitu mendengar penuturan Minho.
“Menurutmu awan itu bisa kau pegang?” Lanjut si jangkung itu lagi.
Taehee
menggendikkan bahunya. “Entahlah!
Aku belum pernah memegang awan!”
Minho
kembali melihat gumpalan awan yang tengah terbang melintasi mereka, “Bukankah
awan-awan itu terlihat seperti gumpalan kapas? Lemah dan rapuh. Bahkan seekor burungpun tak bisa bertengger diatasnya. Tapi walaupun mereka lemah, mereka
berani mendekati matahari.
Bahkan batu yang lebih kuat dari mereka tak berani mendekati matahari dan
memilih berada di bawah
mereka.”
Taehee
mengernyitkan dahinya. Masih tak mengerti maksud dari kata-kata Minho.
“Mereka terbentuk dari air, kemudian
terbang di langit
melintasi berbagai negara bahkan benua hingga akhirnya menguap dan kembali menjadi air. Terus seperti itu setiap harinya.
Tapi apa mereka merasa bosan? Tidak! Karena
mereka tahu, mereka
akan terbentuk dan menguap ditempat yang berbeda.
Sama
halnya dengan kehidupanmu.
Kau memang menjalani rutinitas yang sama setiap harinya. Tapi apa yang terjadi hari ini juga akan terjadi
besok? Misalkan, jika hari ini kau berkenalan dengan namja tampan sepertiku! Apa besok kau
akan berkenalan lagi denganku? Tidak bukan?
Jadi kau tidak perlu merasa bosan! Karna sesuatu yang terjadi hari ini tidak
akan terulang besok hari.”
Tutur
Minho
panjang lebar kemudian menyentil hidung Taehee.
“Tch. Namja tampan
katamu?” Sindir
Taehee
menepis tangan Minho yang membuat si jangkung terkekeh kemudian beradu pandang dengan Lee Taehee.
“Dengar! Kau tau kenapa awan rela melakukan kegiatan
berulang-ulang itu?”
“Tentu saja karena
itu merupakan tugas dan takdirnya!”
Minho
menggeleng. “Bukan!
Karena
awan yakin bahwa ia diharapkan ada! Bahwa ia ditunggu kehadirannya. Bukan hanya sebagai penghias langit yang luas, tetapi
juga sebagai penyejuk
tanah yang kering, penyubur tanaman yang tumbuh
dan tetesan lembut yang membasahi bumi.
Begitu juga denganmu, kau
juga harus melakukan kegiatan berulang-ulang itu karna kau diharapkan ada.”
“Aku? Diharapkan ada? Siapa yang akan mengharapkanku?
Aku tidak mempunyai ayah, ibu dan juga keluarga! Aku tidak diharapkan
siapapun!” Balas
Taehee
dengan suara serak.
Ia tahu
ia tak mempunyai seseorang yang mengharapkannya ada.
“Kau salah!
Ada seseorang yang sangat mengharapkan kau ada! Seseorang yang membutuhkanmu
disampingnya! Seseorang yang menghargai keberadaanmu! Seseorang yang
menginginkanmu untuk hidup bersamanya!” Jawab
Minho dengan intonasi menggebu.
“Nu..gu?” Tanya
Taehee
penasaran.
“Orang itu adalah aku!” Minho
kemudian mengecup singkat bibir mungil Taehee.
“Hhh~”
Taehee menghela nafas. Entah kenapa bayangan sosok jangkung Choi Minho itu terlintas dibenaknya.
Gruussaakk!!!
Mendengar suara aneh, tubuhnya
refleks terangkat dan iris smoky black Taehee memproyeksikan seekor kelinci yang tengah mendekap ponselnya.
“Hei,
kelinci lucu! Kau ingin meminjam ponselku?” Tanya Taehee
sejurus mengulurkan tangannya, bermaksud mengelus bulu lebat si kelinci. Tapi kelinci itu malah berlari menjauh,
meninggalkan Taehee dengan
ponsel yang masih didekapnya erat.
“Ya! Kelinci nakal! Kembalikan ponselku!” Seru Taehee, dengan cekatan ia memasang sepatunya dan mengejar si kelinci pencuri –namun lucu itu.
“Hhh, Hhh, Hhh, kemana
kelinci tadi?” Gumamnya sembari menyesuaikan ritme nafasnya. Pandangan Taehee mengedar kesegala tempat, mencari keberadaan kelinci nakal yang membawa kabur ponselnya.
“Min-hoo~”
Taehee tertegun, samar-samar ia mendengar suara cempreng dengan nada centil tengah memanggil sebuah nama yang sering melewati gendang
telinganya. Gadis itu mempertajam pendengarannya, sembari kakinya menuntun dirinya mengikuti
sumber kegaduhan.
“Minho!”
Ia terus mendekati sumber suara.
“Hah! Ups“
Taehee menutup mulutnya sendiri. Ia menggeleng tak
percaya dengan apa yang terpampang di depannya sekarang. Jelas, ia melihat Choi Minho tengah bercumbu mesra dengan seorang yeoja yang tak diketahuinya siapa.
“Minho!”
Ucapnya tanpa sadar.
Minho menoleh, terkejut mendapati Taehee yang memandanginya seperti orang semaput. Tertangkap basah, Choi Minho segera menjauhkan diri dari yeoja didepannya.
“Taehee!
Ini tidak seperti yang kau pikirkan!” Ucap
Minho menghampiri Taehee, alasan yang selalu saja dilontarkan saat harimau
ketahuan belangnya, klise.
“Berhenti!
Jangan mendekat!” Taehee membuat
tanda stop dengan tangan kirinya. Tapi minho mengacuhkannya, ia tetap
menghampiri yeoja itu.
Lee Taehee melangkah mundur dan berlari menjauhi si pria jangkung. Entah kenapa melihat hal tadi membuat dadanya sesak.
Hanya satu kata yang sejak tadi terus terngiang-ngiang diotaknya
‘kenapa?’
Ia terus berlari, mengacuhkan Minho yang sejak tadi memanggil namanya. Gadis itu tidak peduli kemana langkahnya akan terlampaui. Yang ia pikirkan sekarang, hanya berlari sejauh mungkin dari si Choi Minho brengsek.
“TAEHEE!” suara baritone Minho kembali
terdengar, namun yeoja yang dipanggil
tak menggubris sedikitpun.
Choi Minho mengumpulkan seluruh tenaganya dan mengejar dengan
cepat langkah kecil yeoja itu.
GREP! Ia berhasil menahan lengan Taehee tapi yeoja
itu memberontak. Meminta Minho
melepaskan cengkramannya.
“Dengarkan
aku dulu!” Ucap Minho sembari mengatur nafasnya.
“Lepaskan
aku!” Berontak Taehee. Ia terus memukul-mukul tangan Minho yang mencengkram erat lengan kurusnya.
“Tidak!
Sampai kau mendengarkan penjelasanku!” Ucap Minho
tegas. Ia mencengkram kedua lengan
yeoja itu hingga Taehee hanya bisa menunduk pasrah. Ia tahu tenaganya tak akan mungkin mengalahkan si Choi Minho.
“Aku
tidak butuh penjelasanmu! Bagiku semuanya sudah jelas!” Taehee menyahut dingin membuat Minho
meremang, baru kali ini Taehee berbicara sedingin ini dengannya.
“Kau
membenciku Lee Taehee?”
“Haruskah
ku ucapkan?”
“Sebesar
apa kau membenciku?”
“Sebesar
yang kau bayangkan Tuan Choi!”
“Kalau
begitu sebesar itu juga aku membencimu!” Ucapan
Minho membuat Taehee
membulatkan matanya menatap pemuda di depannya tersebut.
“Kenapa?
Kau tidak percaya jika aku membencimu? Oh ya! Bukankah kau hanya mengenal sosok Choi
Minho yang mencintaimu!”
“Bicara
apa kau? Lepaskan aku!”
“Kenapa Taehee! KENAPA? KENAPA KAU SELALU MENOLAKKU? Kau anggap aku ini apa hah?
Semua yang kuperbuat untukmu itu seakan tidak ada gunanya? Kau tahu
berapa lama aku menunggumu kemarin? Kau
tidak datang? KENAPA? Jika kau tidak mau datang sebagai orang yang kucintai
setidaknya kau datang sebagai teman yang menemaniku menonton film! Oh ya satu
hal lagi! PERLUKAH KAU MEROBEK TIKET ITU?”
Taehee membelalakkan matanya.
‘Bagaimana Minho bisa tahu?’ Batinnya.
“Baiklah
jika kau memang terganggu dengan kehadiranku! Aku akan menjauhimu! Kau PUAS?”
Choi Minho melengos pergi
meninggalkan Taehee yang berdiri mematung dengan wajah pucat.
***
Taehee
menengadah menatap langit yang
menampilkan untaian kanvas biru pucat dengan aksen kehitaman sebagai
pendampingnya. Udara semakin mendingin. Ia merapatkan blazer seragam yang dikenakannya.
Baginya hari ini bukan hari keberuntungannya. Sama seperti cuaca kali ini.
Gelap, suram, dan dingin. Tak tahukah bahwa ia mengawali hari ini dengan senyuman?
“Baiklah jika kau memang
terganggu dengan kehadiranku! Aku akan menjauhimu! Kau PUAS?”
Ia
mendengus kala mengingat hal itu. Rasanya sedikit menyakitkan.
Jika aku sempurna. Tetap saja kau
tak pantas untukku, Minho. Kau terlalu baik. Tapi sayangnya—
“Pabo!” Ia terkekeh, menatap jam tangan
yang melingkar dipergelangan tangannya. Sudah
jam dua. Ia melengos melangkahkan kakinya menuju apertemen.
“Oiiii!!”
Sebuah suara cempreng menginterupsi gendang telinga Taehee. Merasa tidak
terlalu penting, ia tetap melanjutkan perjalanannya. “Oiii!! Gadis blazer coklat!” Kali ini Taehee menghentikan
langkah kakinya. Atensinya mengarah ke sumber
suara. Diseberang jalan, tepatnya seorang gadis dengan seragam biru tua
melambai kearahnya. Ia menyipitkan matanya guna memperjelas pandangannya pada
objek diseberang jalan. Gadis di klub
malam. Rupanya, gadis itu berlari kecil menuju kearah Taehee yang
menampakkan ekspresi terkejut.
“Wah!
Takdir mempertemukan kita!”
-To
Be Continued-
Ps: Maaf kalo ada typo dan diksi ancur yaa ^^ Btw saya
tak kuat membaca adegan 2Min itu cing, biarpun si Lele cross dreassing, tetep
aja yang ke bayang Lele versi cowok *cough* OMAIGAT! Saya penasaran ama reaksi
para Fujoshi nih? Ahem.. FYI, si IU bakal muncul di chapter mendatang. So, bagi
yang enggak sabar nunggu aksi nona satu itu bisa bernafas lega deh ^^. Yeiyeiyei!
Oke, give us feedback ya Chingudeul ^^//
Salam hangat, Lynda :)
.
.
*Lambai-lambai* Wah sudah chapter dua niih readers, apakah menurut kalian fic ini
mulai membosankan? Kalau iya, ya~ mohon dimaafkan *ojigi* kami akan berusaha
untuk membuat fic ini lebih seru *kalau bisa sih* Hahahaha *garuk-garuk kepala*. Kalau menurut kalian lumayan
seru, terus bikin penasaran. Terus terang saja hal itu membuat kami bahagia,
loh... hohohohohoho~ *geleng-geleng* ternyata ide ini gak sia-sia juga dibikin
fic. Kalau masih penasaran tetap tunggu lanjutan selanjutnya, yah?
[ sHyning
soHee ]
.
.
Hohohoho...
apakah saya berhasil membuat moment 2MIN?? Eoh kurasa tidak! #nyogok reader
pake kemenyan GUBRAKK
Hoeshhh~
jangan salahkan author Blings yang menistakan menong dengan memuat adegan tak
senonoh seperti itu! Fuah~ abies hanya itu adegan yang tersisa diotak saya!
#ketauan otak yadong
Dan saya agak
heran! Kenapa saya membuat kelinci mencuri poncel taehee! Dan kenapa saya
menempatkan kata ‘mendekap’ yang jelas-jelas nggak bisa dilakukan kelinci saat
berlari! #limbung
Tapi
whatever namanya juga fanfic ya~ suka.suka saya donk sebagai author!! Gkgkgkgk...
Oke author
Bling hanya minta satu comment dari tiap makhluk yang baca FF ini! Hohoho...
semoga yang comment diterima amal dan ibadahnya! #geplaked
Salam
termanis untuk yang comment
-Eun
Blingbling-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar